INFO MARKAS

Share Your Mind #03 "BAYI MENYURUHKU KAWIN DI USIA DINI AKIBAT DUNIA GEMERLAP DAN AKSI PMR SEBAGAI PENDIDIK REMAJA SEBAYA


Oleh : Widawati dan Nurul Indah Makmur

PMR SMAN 3 Takalar


A.      PENDAHULUAN
        Dunia malam adalah aktifitas yang ada saat malam tiba. Bagi orang-orang yang telah terbawa arus budaya barat ini, dunia malam bukanlah suatu aktifitas yang tabu bagi mereka. Bahkan hal ini telah menjadi suatu konsumsi diri. Orang-orang ini disebut sebagai penikmat dunia malam. Dari dunia malam inilah muncul sebuah trend yang disebut dugem (dunia gemerlap).
       Dugem atau dunia gemerlap merupakan istilah popular untuk menunjukkan gaya hidup orang di kota besar pada akhir pekan. Banyak remaja yang menilai bahwa untuk menjadi gaul harus kenal dengan dugem, minimal pernah mencoba. Kalau belum kenal dengan dugem maka dianggap gak gaul, cupu, dan jadul. Dengan kata lain, remaja mendapat kebanggaan jika mereka sudah merasa gaul.
 Hal inilah yang membuat para penikmatnya  tak dapat terlepas dari dugem dan menjadikannya sebagai gaya hidup mereka. Narkoba dan wanita-wanita pencinta seks dapat ditemui begitu masuk, dan suara musik menggenjot tiada  henti. sehingga seks bebas tidak dapat dihindari lagi oleh siapapun termasuk remaja yang masih berstatus pelajar!
Dengan menimbang latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
  • Apa itu clubbing ?
  • Apa saja dampak  negati dari clubbing terhadap anak muda?
  • Bagai mana peran PMR dalam  menangani dampak negatif  clubbing ?
A.    PEMBAHASAN
1 Pengertian Clubbing
        Clubbing, sebuah kata kerja yang berasal dari kata Club, yang berarti pergi ke klub-klub pada akhir pekan untuk mendengarkan musik (biasanya bukan musik hidup) di akhir pekan untuk melepaskan kepenatan dan semua beban ritual sehari-hari. Di Indonesia, clubbing sering juga disebut dugem, dunia gemerlap, karena tidak lepas dari kilatan lampu disko yang gemerlap dan dentuman music. 
2.  Dampak negatif clubbing terhadap Anak Muda
Kenikmatan mengkonsumsi minuman beralkohol yang biasanya tersaji di tempat-tempat hiburan malam. Mereka yang berdatangan ke tempat tersebut berasal dari berbagai kalangan. Walaupun hiburan ini identik dengan biaya yang relatif mahal, namun para peminatnya bukan hanya berasal dari kalangan high class saja. Bahkan banyak juga para pelajar setingkat Sekolah Menengah Atas  yang meminati hiburan ini sebagai pelepas rasa jenuh mereka walaupun mereka tahu bahwa kondisi keuangan mereka seringkali pas-pasan. Namun, karena mereka sudah merasa ketagihan dan sangat menikmati hiburan ini sebagai gaya hidup, maka cara apapun akan mereka lakukan.
Dari uraian- uraian yang telah penulis jabarkan di atas,  dapat ditemukan beberapa hal  yang negative dari clubbing, yaitu :
1.       Menjerumuskan seseorang untuk berbuat dosa
2.      Hanya menghambur-hamburkan uang orang tua kita
3.      Dugem bisa mencoreng nama baik keluarga
4.      Dugem merusak masa depan Anak Muda
      Generasi muda harusnya menjadi asset berharga negeri ini sebagai penerus bangsa yang membanggakan. Akan tetapi, pengaruh budaya barat dan gaya hidup metropolis  membuat tak sedikit kaum muda terjerumus ke dalam hingar-bingar dunia malam yang begitu menghanyutkan. Mereka lupa waktu dan lupa tujuan. Masa produktif untuk belajar, berkreasi, dan mengeksplorasi bakat minat mereka seakan sirna tergantikan oleh kegiatan malam yang begitu tak bermanfaat. Kuliah terbengkalai, hidup tidak teratur dan kacau, dan mereka menjadi malas menuntut ilmu sebagai jalur menuju masa depan mereka dikarenakan berbagai faktor seperti biaya hidup menipis, kondisi kesehatan menurun, dan rasa kelelahan yang membuat mereka malas untuk mengikuti pelajaran di sekolah
5.      Hamil diluar nikah
     Dampak yang paling lama untuk ditanggung adalah Hamil di luar nikah sampai-sampai jika tidak segera disahkan dengan pernikahan maka hal buruk akan terjadi pada diri pasangan remaja yang telah memiliki buah cinta hasil sekx bebas mereka diluaran sana.akan menimbulkan kemarahan massal dihati para orang-orang terdekat mereka karena merasa pasangan remaja tersebut telah melakukan dosa besar dan melanggar norma hukum yang berlaku dimasyarakat.
        Jadi kenyataan yang harus diterima oleh remaja yang memiliki kebiasaan hidup pada Dunia Gemerlap adalah “Bayi yang mengharuskan para remaja kawin diusia dini” untuk mempertanggung jawabkan kelakuan yang melanggar aturan yang berlaku dimasyarakat.
3. Peran PMR dalam menangani dampak negatif clubbing 
Dalam menangani dampak negatif dari clubbing yang dapat menjerumuskan kader-kader penerus bangsa nantinya, maka disinilah PMR perlu berperan aktif dalam mendidik para remaja yang telah terjerumus terkhusus kepada para remaja yang ada di daerah mereka masing-masing.Hal-hal yang perlu dilakukan adalah dengan mendekati,dan mencari tahu apa alasan utama para remaja sehingga mereka ikut clubbing,dan setelah hal itu dilakukan maka PMR akan berusaha mengajak mereka untuk dapat aktif dikegiatan sosial yang bermanfaat dan memberi perhatian lebih kepada mereka agar rasa kesepian yang sering dirasakan oleh para remaja yang senang clubbing dapat hilang dan terisi oleh kawan-kawan dari PMR sebagai pendidik remaja sebaya.

C. PENUTUP
1.  Kesimpulan
Dugem atau dunia gemerlap merupakan istilah popular untuk menunjukkan gaya hidup orang di kota besar pada akhir pekan. Dari inilah muncul clubbing atau dugem yang digandrungi orang-orang pencari kesenangan yang tak terkecuali para anak muda di Takalar.
 Anak muda labil. tidak dapat menyaring dampak negatif dari clubbing seperti sekx bebas,pemakaian narkotika  dan masih banyak. lagiBerbagai
Dari sisi negatif yang dilihat lebih mendominasi maka Diperlukan peran PMR sebagai pendidik remaja sebaya agar dapat membantu mereka yang terbawa arus clubbing dengan cara mengajak mereka bergabung ke kegiatan yang positif dan dapat mengisi kekosongan orang-orang yang hilang dalam diri mereka yang terjerumus sehingga mereka merasa lebih berarti
2.  Saran
Setiap orang pasti ingin mencoba hal-hal yang baru tetapi kita harus bisa memilih-milih mana yang sesuai dengan kebudayaan kita atau tidak agar kita tidak terjebak dalam pergaulan yang salah.
Dalam makalah ini penulis hanya melakukan wawancara dan studi pustaka dikarenakan terbatasnya waktu penyusunan makalah ini. Untik itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki isi makalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.duniaq-duniamu.com

4 komentar :

 
Back To Top