Oleh : Aryuni Utariningsih dan Andi Herni Hermayani
PMR SMA Negeri 10 Bulukumba
Usia remaja bagi kebanyakan orang
mungkin merupakan masa yang paling sulit. Di usia dua belas tahun, kita masih
dianggap sebagai anak-anak. Kita masih bergantung pada orang tua,
bahkan mungkin kita berpikir merekalah yang paling benar dalam segala hal dalam
hidup ini (hal ini bisa benar, namun bisa juga tidak benar). Masa remaja adalah
masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang berusia berkisar antara 12-18
tahun yang sedang dalam tahap mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan
inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan.
Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku menyimpang dari norma-norma yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang disekitarnya.
Kenakalan remaja
meliputi, kebut-kebutan di jalanan, penyalahgunaan
narkotika, perilaku
seksual pranikah, tawuran, melawan orang tua
dan guru, malas beribadah, berbohong kepada semua orang, merusak fasilitas
umum, suka
terlambat, serta judi besar-besaran maupun kecil-kecilan.
Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja sangat beragam,
seperti
kurangnya kasih sayang dan perhatian orang tua
ataupun keluarga. Minimnya pemahaman tentang
agama, pergaulan bebas, peran dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berdampak negatif. Tidak adanya media penyalur bakat dan hobi yang dimiliki
remaja, kebebasan yang berlebihan, serta masalah yang dipendam.
Banyak media yang mengatakan bahwa
penyebab utama kenakalan remaja disebabkan orang tua.
Bahkan anggapan-anggapan tersebut terus berkembang sehingga ketika perilaku ini
terjadi pada anak maka yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Anggapan
ini tidak sepenuhnya benar, sebab kenakalan terjadi pada saat remaja tidak
berada di rumah. Jadi, kurang tepat bila
dikatakan kenakalan remaja akibat kesalahan
orang tua. Lingkungan banyak berpengaruh pada perkembangan. Orang tua tidak
perlu disalahkan dalam hal kenalakan remaja yang banyak dipengaruhi oleh
pergaulan, seperti pergaulan dengan teman maupun pengaruh media massa yang
berdampak negatif.
Kasus pertama,
ketika seorang anak meminta izin kepada orang tua untuk mengerjakan tugas di rumah
salah seorang temannya dan orang tua telah
percaya pada si anak dengan harapan si anak benar-benar mengerjakan tugas
bersama temannya. Ternyata kepercayaan orang tua tidak dihiraukan,
si anak justru ke tempat lain untuk melakukan balapan liar.
Kasus kedua,
ketika seorang anak meminta izin kepada orang tua untuk
mengerjakan tugas di rumah seorang
temannya, berhubung
karena tempatnya jauh, orang tuanya pun mengantar demi keamanan si anak.
Tiba di rumah temannya, orang tuanya pun memberikan tenggang waktu untuk datang
menjemput anaknya kembali. Sang orang tua pun berpikir bahwa anaknya memang
akan mengerjakan tugasnya. Tanpa berpikir lagi orang tua si anak kembali ke rumahnya.
Beberapa saat kemudian sang anak menelpon pacarnya dan menyuruhnya untuk datang
ke rumah temannya. Ketika sang pacar datang terjadilah hal-hal yang seharusnya
tidak boleh dilakukan oleh anak usia remaja (di bawah umur).
Dalam kasus di atas terbukti bahwa
kenakalan remaja tidak sepenuhnya kesalahan orang tua, melainkan dari pribadi
remaja itu sendiri yang membiarkan diri mereka terjerumus dalam hal-hal yang
tidak seharusnnya mereka lakukan sebagai seorang remaja. Kasus tersebut pun membuktikan bahwa
orang tua tidaklah sepenuhnya salah dalam hal kenakalan-kenakalan yang dilakukan
oleh anak mereka. Orang tua telah melakukan
pengawasan terhadap anak mereka masing-masing agar kelak anak mereka
menjadi orang yang berguna dan sukses dalam
kehidupannya nanti.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kenakalan
remaja yang terdapat di beberapa media atau lingkungan antara lain :
1.
Lingkungan Keluarga (Orang tua) :
§ Perlunya kasih sayang dan
perhatian orang tua dalam hal apapun.
Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Contohnya, orang tua memperbolehkan
kita para remaja melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut
pengawasan orang tua telah melewati batas wajar, di sinilah peran orang tua
dibutuhkan untuk memberitahu anak akan akibat yang bisa ditimbulkan bila terus
melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut. Cara penyampaiannya juga
tidak kasar agar perasaan anak tidak terluka, mengingat masa remaja adalah masa
yang labil.
§ Pengawasan yang perlu dan
intensif terhadap media komunikasi seperti TV, radio, internet, handphone dll.
§ Perlunya pembelajaran
agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah
sesuai dengan iman dan kepercayaannya.
2.
Lingkungan Sekolah :
§ Perlu bimbingan
kepribadian di sekolah, karena di sanalah tempat kita lebih banyak
menghabiskan waktu selain di rumah.
§ Memberi ruang untuk siswa
yang nyaman agar belajar dan berkembang sesuai dengan minat bakatnya baik dalam
akademik maupun non-akademik.
§ Mewajibkan setiap siswa
agar memilih ekstrakurikuler sesuai dengan hobi atau bakat, karena dengan
begitu apa yang dianugerahkan Allah SWT untuk kita terarah dengan baik dan
positif.
§ Menciptakan lingkungan
belajar di dalam kelas dan lingkungan sekolah yang kondusif, dan menjadi contoh
keteladanan agar dapat dicontoh oleh siswa.
§ Memotivasi siswa baik
melalui pendekatan secara formal maupun informal.
§ Menerapkan sanksi atau
hukuman yang tegas bagi siswa yang melakukan kenakalan
atau pelanggaran di sekolah.
Terlepas dari itu semua yang dibutuhkan
remaja adalah perhatian dari semua pihak keluarga, teman dan lingkungan
sekitarnya. Jangan menyalahkan pihak-pihak yang tidak sepatutnya disalahkan.
Ini hanya masalah waktu bagi perkembangan diri dalam mencari
jati diri pada seorang remaja yang beranjak menuju
kehidupan yang sesuai. Mari kita sama-sama meneriakkan pada dunia bahwa ‘’Aku
Remaja, Aku Sehat, dan Aku Bisa.’’
Posting Komentar