Oleh : Andi Riska Fitriani dan Hisbullah
PMR SMA Negeri 12 Bulukumba
Masa remaja merupakan masa
seseorang dalam kondisi pubertas aktif yang mana segala sesuatu baginya ingin
diketahuinya. Oleh karena itu, pada masa remaja seorang anak sangat perlu
mendapatkan bimbingan moral maupun spiritual. Sebagai makhluk yang mempunyai sifat
egoisme yang tinggi maka remaja mempunyai pribadi yang sangat mudah
terpengaruh. Oleh karenanya pada masa ini mereka sangat rentang dalam hal yang
dapat mempengaruhi perilaku baik ataupun buruk. Salah satu contoh perilaku
buruk yang dapat menghinggapi jiwa seorang remaja adalah keinginan untuk
mencoba dan merasakan minuman keras, narkoba, bahkan seks bebas.
Saat
ini, peredaran narkoba semakin meluas sampai di kalangan remaja (siswa) bahkan
sudah sampai di daerah pedesaan. Bahkan di daerah kami yang merupakan daerah
pelosok atau daerah pegunungan yang terletak di kecamatan Kindang kabupaten
Bulukumba juga sudah terpengaruh dengan narkoba dan seks bebas. Hal ini tidak
terlepas dari kondisi ekonomi masyarakat Kindang yang cukup bagus sehingga para
pengedar narkoba menjadikan Kindang sebagai daerah atau basis utama dalam
mengedarkan narkobanya.
Ketika para pemakai
narkoba di kabupaten Bulukumba telah sakauw, maka mereka tidak dapat lagi
berpikir panjang untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan adat
dan hukum. Bahkan mereka seenaknya dapat melakukan seks bebas tanpa memikirkan
dampak negatif yang akan didapatkannya setelah melakukan hal tersebut. Hal ini merupakan salah satu penyebab
tertularnya penyakit HIV-AIDS di Bulukumba.
Berdasarkan data
penelitian, penderita penyakit AIDS di Kabupaten Bulukumba dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan. Bahkan sekarang ini, kabupaten Bulukumba menempati
urutan ke-3 penderita terbanyak pengidap penyakit HIV- AIDS di Provinsi
Sulawesi selatan, hanya dibawah kota Makassar dan Pare-pare. Faktor penyebab
paling tinggi adalah penggunaan narkoba dan seks bebas. Hal ini merupakan komerosotan
moral yang terjadi pada para remaja yang ada di Bulukumba.
Apabila hal ini terus
dibiarkan tanpa ada perhatian yang sangat serius dari orang tua, masyarakat,
pemerintah, dan lembaga-lembaga yang berkompeten dengan masalah tersebut, maka
beberapa tahun ke depan moral dan karakter generasi muda akan semakin hancur.
Sebagai
relawan muda yang peduli remaja, maka kewajiban kitalah untuk senang tiasa
melakukan sosialisasi ataupun kampanye kepada teman-teman sebaya kita bahwa
penggunaan narkoba dan seks bebas adalah hal yang tidak memiliki manfaat,
bahkan hanya membawah madharat bagi kehidupan kita. Salah satunya kita dapat
terjangkit penyakit HIV – AIDS. Kita harus sadar dan selalu mengingatkan kepada
teman-teman kita bahaya dari pemakaian narkoba dan penyakit HIV-AIDS.
Penyakit
HIV-AIDS merupakan penyakit yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya untuk
menyembuhkan penyakit HIV-AIDS. Namun, satu hal penyakit ini dapat DICEGAH. Pencegahanlah solusi yang
paling tepat untuk mengurangi jumlah penderita penyakit HIV-AIDS.
Pencegahan penyakit
HIV-AIDS ini dapat dicegah melalui ABCDE, yaitu:
a. A (Abstinence)
Abstinence
alias puasa bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat dengan sanggama.
Jauhkan diri dari zina. Onani atau masturbasi merangsang diri sendiri sehingga
puas (orgasme ) sebenarnya kurang baik. Namun, risikonya paling kecil. Jadi,
dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa menahan diri dan tak mampu berpuasa,
onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan menjadi kebiasaan.
b. B (Be Faithful)
Be Faithful alias setia pasangan hidup bagi mereka yang sudah menikah. Hanya
bersanggama dengan pasangan setianya. Sebagian besar satu suami dengan satu
istri. Dalam keadaan khusus , seorang suami bisa beristrikan dua hingga empat.
Yang penting, kesetiaan dari semua pihak, baik istri maupun suami. Disinipun,
jika suami istri berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar
sementara yang paling tidak berisiko.
c. C (Condom)
Condom alias
kondom bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus seperti para suami
atau remaja yang tidak kuat puasa atau setia ( ataupun onani ) dan masih
mendorong melakukan zina. Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari
penularan PHS dan AIDS. Ini juga bisa melindungi istri atau pacar mereka dari
penularan penyakit. Bagi para tuna susila, patut ditumbuhkan anjuran pemakaian
kondom pada pasangan kencan mereka.
d. D (No Use Drug)
adalah tidak menggunakan narkoba, karena saat sakau pengguna narkoba tidak
sadar sehingga menggunakan jarum secara bergantian. Pemakai narkoba jarum
suntik sangat beresiko tertular HIV karena penggunaan jarum suntik yang
berganti-ganti dengan sesama pemakai. Saat kondisi sakauw, pemakai tidak
mungkin bisa berpikir panjang dan jernih untuk hal apapun, termasuk
mensterilkan atau mengganti jarum suntik, sehingga tiap orang yang pakai
narkoba biasanya tidak sadar saat melakukan tindakan beresiko tertular HIV.
Hal
ini makin didukung juga dengan sikap solidaritas sesama pemakai dengan
menggunakan jarum bergantian. Di antara mereka, tidak ada juga yang tahu
kondisi temannya apakah terinfeksi HIV atau tidak. Memakai narkoba tidak hanya
merusak tubuh dengan zat adiktif, tapi juga sarana penyebaran beberapa virus
seperti HIV, Hepatitis dan lain-lain.
Orang
yang tidak terinfeksi HIV lalu memakai jarum suntik bersama dengan ODHA (orang
dengan HIV AIDS) akan langsung tertular. Tes HIV baru bisa mendeteksi HIV dalam
tubuh setelah 6 bulan setelah melakukan perilaku beresiko, namun selama kurung
waktu tersebut dia sudah dapat menularkan HIV ke orang lain. Pemakaian narkoba
tanpa jarum suntik pun dapat membuka pintu resiko terhadap penularan apabila
mendorong pemakai melakukan seks beresiko (misalnya, beberapa jenis narkoba
menstimulasi dorongan seksual).
e. E (Education)
Bekali
diri dengan informasi yang benar mengenai HIV dan AIDS dan bantu sebarkan
kepada orang lain.
Oleh karena itu, mencegah adalah satu-satunya pilihan untuk
tidak terinfeksi HIV. Jika merasa berisiko terinfeksi, maka segera melakukan
konseling dan tes HIV. Namun, terinfeksi HIV bukanlah akhir dari hidupmu!.
Selain cara pencegahan tersebut di atas, maka hal yang
dapat dilakukan lagi adalah memperbanyak sosialisasi tentang penyakit HIV –
AIDS dan mengkampanyekan begitu berbahayanya penyakit HIV – AIDS. Dan perlunya
peranan orang tua di rumah untuk senantiasa mengawasi segala bentuk kegiatan
dari anaknya dan para guru di sekolah untuk melakukan pengawasan yang ketat dan
pemberian bimbingan moral yang tak kenal lelah kepada peserta didik.
Sebagai
penutup, say no to drugs and HIV – AID dan ingat Narkoba adalah kado terindah dari NERAKA....!!!
Posting Komentar