PERAN VOLUNTEER : BERAGAM INOVASI TATANAN HIDUP BARU DALAM BALUTAN PANDEMI COVID-19
oleh : Widya Astuti Kamma
Pendahuluan
Pandemi covid-19 menjadi berita yang tidak asing lagi dalam kehidupan sosial budaya masyarakat saat ini. Pada kurun waktu setahun terakhir di berbagai belahan dunia, masyarakat dituntut untuk dapat hidup berdampingan dengan wabah covid19 atau akrab kita sebut sebagai era “new normal”. Dari istilah new normal kita diperbolehkan untuk beraktivitas seperti biasa dengan selalu menerapkan protokol kesehatan, antara lain menjaga jarak, menggunakan masker, rajin mencuci tangan, menjaga pola hidup sehat serta sejak diwajibkan untuk memperoleh vaksinasi covid-19. Tatanan kehidupan baru ini sebagai bentuk perlindungan diri dan orang yang kita sayangi. Tatanan hidup baru menjadi suatu perilaku yang harus dibiasakan sejak dini dan berlaku untuk segala jenis usia. Tentu tidak mudah, karena kehidupan sosial kita yang terbiasa hidup berdampingan berinteraksi dan tanpa pembatasan serta dalam aspek budaya serta psikologi kita tidak disiapkan. Aspek sosial budaya yang telah melekat bagi masyarakat dalam situasi dan kondisi apa pun ialah budaya sikap kemanusiaan untuk menolong sesama. Sikap ini disebut sebagai kerelawanan yang merupakan suatu bentuk tindakan modal sosial dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Kerelawanan ibarat harapan yang dapat memberikan semangat kehidupan kepada manusia. Karena menjadi relawan berarti siap memberi suatu pertolongan atau bantuan kepada sesama yang membutuhkan tanpa mengharapkan balasan. Istilah kata relawan diambil dari bahasa Jerman “aktivismus” yang memiliki tugas mengabdi tanpa pamrih untuk berpartisipasi mendorong, membenahi, dan meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat pada bidang ekonomi, sosial dan budaya. Keterlibatan relawan dalam pandemi covid-19 telah memberikan sumbangsi besar dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun diwarnai oleh perubahan sosial budaya yang begitu cepat dan nyata tanpa memandang kelas sosial masyarakat. Hal ini mengakibatkan timbulnya beragam permasalahan yang menyentuh segala sektor pemerintahan, pendidikan, perekonomian, bahkan kebudayaan. Namun justru dapat menjadi lebih baik berkat adanya sumbangsi material dan tenaga dari para relawan . Salah satu benteng pertahanan di era new normal adalah hadirnya para relawan yang memberikan bantuan dengan inovasiinovasi sesuai dengan situasi kondisi yang sedang dihadapi. Inovasi yang hadir menjadi solusi nyata yang terus berlanjut untuk bersama-sama menopang sendi kehidupan bermasyarakat dan merupakan ruh untuk mewujudukan kesejahteraan bersama. Sikap kerelawanan yang dibalut secara inovatif oleh para relawan akan menjawab tantangan dan sebagai adaptasi dalam tatanan baru kehidupan khususnya pada masa pandemi covid-19.
Pembahasan
Bahwasannya secara psikologi pada era ini manusia tidak disiapkan mengenai fenomena wabah covid-19 yang secara resmi telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) sebagai pandemi pada tanggal 20 maret 2020. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan hampir di seluruh negara, hingga melihat hari ini di Indonesia selama beberapa hari berturut-turut di bulan Juli 2021 telah menjadi penyumbang korban terpapar covid-19 terbesar di dunia (VOA Indonesia, 2021). Menyikapi hal ini pemerintah memberlakukan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) dalam upaya menekan laju penyebaran covid-19.
Realitas menampakkan bahwa ketidaksiapan kita membutuhkan topangan bantuan dari sesama. Relawan kemanusian begitu dibutuhkan, apalagi jika melihat akibat dari pandemi. Dengan adanya pembatasan sosial yang diwajibkan mengharuskan para relawan bersikap lebih aktif, kreatif dan tanggap untuk membantu tanpa menyebarkan virus covid-19. Tahap awal pencegahan pun dikenal dengan istilah penerapan new normal
Kehadiran relawan bukan hanya sekadar membantu, namun telah memberikan inovasi-inovasi dalam perubahan tatanan kehidupan sosial budaya. Karena keadaan, yang menjadi tujuan utama kita adalah memutus rantai penyebaran virus covid-19 maka rangkaian kegiatan kerelawanan pun tanpa terkecuali tidak dianjurkan atau meminimalkan interaksi yang dahulunya mungkin tidak masalah namun sekarang harus dengan penerapan protokol kesehatan.
Pergerakan dengan skala cepat dan perubahan pengaruh positif dari hadirnya relawan justru memberi pengaruh kepada individu dan kelompok lain untuk ikut terlibat bekerja sama bahu membahu membantu menyentuh segala sektor yang ada. Inovasi dari satu sektor tentu akan memajukan sektor lainnya, demikianlah inovasi dari para relawan yang menjadi pelita baru dalam langkah kehidupan bermasyarakat. Teringat kembali pernyataan dari pemimpin spiritual dan politukus India Mahatma Gandhi bahwa “the best way to find yourself is to lose yourself in the service of others.”
Keterkaitan perubahan sosial budaya dan keterlibatan relawan di masa pandemi covid-19 telah menjadi kesatuan. Hal pertama yang tedampak adalah seluruh sistem dimana jaringan-jaringan sektor saling berhubungan untuk menjalankan fungsi masing-masing dalam penyelesaian sesuatu yang menjadi tujuan bersama. Unsur-unsur sistem kebudayaan mencakup perasaan (sentiment), keyakinan (pengetahuan), norma tujuan, tujuan, tingkatan atau pangkat (rank), status dan peranan, sanksi, kekuasaan atau pengaruh (power), tekanan ketegangaan (stress strain), dan sarana atau fasilitas. Keterlibatan relawan telah menyentuh unsur-unsur kehidupan sosial budaya masyarakat yang memiliki tujuan bersama mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia meski dengan adanya pandemi covid-19.
Komunikasi dan interaksi yang terjalin menghadapi keterbatasan dikarenakan salah langkah dapat berdampak penularan virus kepada individu lain. Kecemasan dan ketakutan merupakan hal wajar di era new normal karena keterbatasan diseluruh aspek terus terjadi. Di tengah pro dan kontra mengenai interaksi sosial, melihat dari kacamata relawan dari berbagai komunitas justru hadir memberikan fasilitas dan bantuan kepada sesama. Ada pun nilai sosial budaya masyarakat berdampak pada seluruh tatanan kehidupan.
Pada bidang kesehatan, ketersediaan pelayanan di era pandemi menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Jika dahulu memeriksakan diri ketika mengalami gejala penyakit adalah hal yang mudah, tidak demikian dengan situasi sekarang. Masyarakat dituntut harus cerdas dalam menjaga kesehatan dan akan berpikir berulang kali sebelum mengunjungi dokter karena banyaknya orang yang sakit di tempat pelayanan kesehatan, sehingga meskipun terlihat sehat kita dapat menjadi orang tanpa gejala yang berpeluang menyebarkan virus corona. Orang tanpa gejala ketika bertemu dengan pasien yang memiliki riwayat penyakit dalam dapat berujung kematian kepada pasien.
Banyaknya relawan dari bidang kesehatan terkhusus di era pandemi covid19 berinovasi menyediakan layanan online untuk tetap dapat terhubung dan membantu sesama. Layanan ini pun dapat diakses 24 jam sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan. Salah satu layanan kesehatan gratis dapat diakses melalui Wantiknas, Sehat Negeriku Kemenkes dan Halo doc yang terdiri dari para relawan kesehatan. Melihat keadaan Indonesia yang memiliki tingkat penyebaran yang tinggi juga menggerakan berbagai relawan dalam penanganan pencegahan dan pemutusan rantai covid-19. Melalui media sosial gabungan dari relawan ini memberikan penyebaran informasi perihal covid19 yang dapat menjangkau jutaan orang dalam satu waktu secara cepat dan praktis (Sampurno et.al., 2020). Inovasi dengan penyebaran informasi yang dikemas secara menarik mengenai pola hidup sehat terpampang hampir di seluruh tempat umum, sosialisasi daring dan luring pun dilakukan. Kehadiran relawan dalam penangan pasien positif covid-19 dengan membuka tempat karantina dalam membantu pemulihan tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Sumbangsi yang dapat kita jumpai ditempat umum berupa pembagian masker dan hand sanitizer. Hingga seruan-seruan penyemangat bagi masyarakat untuk selalu menjaga imun tubuh ditengah pandemi covid-19
Pada sektor pendidikan dalam konteks pandemi solusi pertama dan kultur baru ialah pembelajaran dalam jaringan (daring). Metode online disadari atau tidak, merupakan pilihan yang sangat memungkinkan diterapkan. Dengan kata lain, setiap daerah diharapkan untuk menerapkan hal yang sama. Kontribusi relawan dalam bidang pendidikan telah nampak nyata dari setiap tingkat pendidikan. Inovasi pembelajaran online dari tingkat SD hingga perkuliahan dilaksanakan dan dikemas secara kreatif dan menyenangkan. Bukan hal yang bisa dipungkiri, kebosanan untuk menatap layar tetap akan terjadi sehingga beberapa relawan telah menyiasati hal tersebut. Semisal pemberian materi dengan video penjelasan yang menarik dan sentuhan dari animasi-animasi yang diadakan oleh berbagai organisasi nirlaba dan komunitas relawan. Video pembelajaran ini pun dapat diakses secara gratis melalui internet dan dapat dibagikan oleh tenaga pendidik sebagai selingan untuk pembelajaran online. Kelas gabungan atau akrab kita sebut dengan webinar telah banyak diadakan komunitas relawan dengan melibatkan pemateri dan peserta dari berbagai daerah sehingga perbedaan yang muncul menjadi warna baru untuk dapat saling mengenal. Sampai dengan pembelajaran yang dibungkus dengan ceritacerita dan isu global yang semakin mudah untuk diakses dalam membantu pembelajaran telah dihadirkan oleh relawan bekerja sama dengan pemerintah.
Keberadaan relawan juga menyentuh hingga ke daerah pelosok tanah air. Kita menyadari bahwa penerapan pembelajaran bukan menjadi solusi yang dapat disamaratakan untuk setiap anak. Sebelum wabah virus corona pun, pemerataan pendidikan masih terus diupayakan oleh pemerintah dan juga para relawan. Lantas inovasi seperti apa yang telah dilakukan oleh para relawan untuk menghadapi tantangan ini?. Melihat ke timur Indonesia, tanah Papua dalam balutan pandemi covid-19, relawan yang tergerak dalam komunitas Gerakan Mengajar Anak-anak Kampung telah menyentuh sendi pendidikan daerah terpencil. Komunitas ini tetap mengadakan pembelajaran tatap muka meski di masa pandemi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pembelajaran luar jaringan (luring) dikarenakan peserta didik yang jangankan untuk memiliki ponsel pintar, mendapatkan akses untuk bersekolah merupakan hal yang luar biasa. Kebangkitan semangat belajar terus terjalin dengan memberikan warna baru untuk masa depan anak bangsa Indonesia.
Seluruh sektor ekonomi di dunia pun terdampak covid-19, tidak terkecuali di Indonesia. Banyaknya pengurangan sampai pemutusan tenaga kerja mewarnai perekonomian di berbagai negara. Komunitas relawan hadir memberikan arahan dan harapan kepada pelaku-pelaku ekonomi untuk bersikap kreatif dan inovatif. Seperti halnya dorongan dan bantuan dari relawan untuk memulai usaha kecil bagi masyarakat dengan melihat peluang perkembangan perdagangan dengan sistem online. Dorongan yang diberikan berupa pelatihan-pelatihan usaha kreatif yang dapat dilaksanakan di rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal. Interkasi sosial yang terjalin kembali mengingatkan kita akan budaya saling menolong.
Kita memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjaga alam. Akibat dari sampah masker dan alat kesehatan akibat pademi covid-19 dijumpai mulai mencemari laut (Kontan.co.id., 2021). Sehingga mengingat peran dan fungsi dalam tatanan sosial budaya memiliki rasa solidaritas tidak hanya sesama manusia namun juga terhadap alam. Upaya menjaga keselarasan dengan alam akan memberikan kesejahteraan bagi negara. Seruan dan pembagian masker kain oleh berbagai komunitas relawan, contohnya di Bali oleh komunitas “bye-bye plastic bags” diinisiasi dua bersaudara Wijsen sebagai relawan dalam menyerukan kepada masyarakat pentingnya menjaga alam dan meminimalkan penggunaan plastik serta masker sekali pakai. Sikap kemanusiaan saling tolong-menolong harus selalu mempertimbangkan keberadaan alam, sehingga keseimbangan tetap terjadi. Jika hal tersebut telah terjadi, maka keberadaan relawan yang inovatif telah tercipta. Berdasarkan penjelasan dari salah satu psikolog Herdina (2020) pada akhirnya peran yang dapat kita lakukan adalah dengan menciptakan lingkunan positif dengan memiliki dan menerapkan rasa peduli serta empati terhadap sesama. Sikap sederhana ini pun telah menjadikan kita partisipan relawan yang akan selalu berusaha memunculkan gagasan serta gerakan positif untuk sesama di tengah pandemi covid-19. Teringat akan semboyan kebhinekaan yang mempersatukan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan dari masa ke masa “Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh”.
Kesimpulan
Relasi sosial yang berubah di tatanan sosial budaya masyarakat akan terus terjadi. Goncangan sosial di tengah masyarakat berpotensi menimbulkan keretakan sosial. Masyarakat yang terbiasa dengan pola hidup komunal, yaitu berkumpul harus membiasakan diri dengan perubahan tatanan kehidupan masyarakat yang kita sebut new normal. Keretakan karena perubahan sosial ini menjadikan jiwa volunteer yang inovatif terus bermunculan dikarenakan situasi pandemi yang terbilang sangat baru di zaman ini sehingga harus dengan kehati-hatian dalam melangkah.
Seluruh sektor di Indonesia pun tanpa terkecuali terdampak pandemi covid19. Solusi akan hadirnya relawan menjadi harapan bagi keberlangsungan satu sektor yang tetap akan menopang sektor lainnya. Inovasi pun bermunculan dengan tetap menerapkan new normal sebagai bentuk perlindungan diri dan sesama. Volunteer yang inovatif akan menjadikan sejarah perubahan sosial budaya masyarakat Indonesia menjadi hal yang tidak perlu dikuatirkan secara berlebihan, namun menjadi seruan kepada kita untuk bersama-sama membangun jiwa kerelawanan meskipun dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana akan menjadi penggerak untuk menghadapi situasi pandemi covid-19 demi kemajuan bangsa Indonesia. Karena masa depan sungguh ada dan harapan kita tidak akan hilang
Daftar Pustaka
Herdiana, I. (2020). Stigma Saat Pandemi COVID 19 dan Tindakan Melawannya. Diakses pada 23 Juli 2021 dari https://psikologi.unair.ac.id
https://www.VOAIndonesia.com, diakses pada 21 Juli 2021.
http://www.byebyeplasticbags.org, diakses pada 23 Juli 2021.
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid- 19)
Sampurno, M. B. Y. Et al. (2020). Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat dan Pandemi COVID-19. Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. UIN: Jakarta.
Posting Komentar