Oleh : Sitti Nurul Azisyah dan Fitria Arifin
PMR SMAN 1 Bajeng
1. Sekilas
Tentang Remaja
Remaja
adalah suatu masa dimana kita mengalami sebuah perubahan yang terjadi didalam hidup.
Remaja berasal dari kata latin adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional dan fisik (Hurlock, 1992).
Seseorang
di sebut remaja apa bila dia telah menginjak umur 12-22 tahun, Remaja yang
telah menginjak umur 12 tahun hingga 18 tahun telah memiliki sifat yang
sensitif dan mudah dipengaruhi sehingga banyak remaja jaman sekarang banyak
yang salah jalah seperti ada yang mendekati narkoba, minuman keras dan berujung
di seks bebas.
Setiap
makhluk tumbuh (semakin besar) dan berkembang (semakin matang), menuju
kedewasaan, sejak lahir sampai mati. Selama mengalami proses tumbuh dan
berkembang dari anak-anak menjadi remaja, seseorang mengalami beberapa
perubahan penting yaitu antara lain Perubahan bentuk (anatomi tubuh):
Remaja harus dapat mengembangkan
potensi diri mereka masing-masing sehingga ia dapat menjadi remaja yang mandiri
dan memiliki potensi yang bermanfaat bagi diri mereka.
2. Bentuk
perlakuan semena-mena terhadap Remaja
Masa remaja adalah masa
penuh angan-angan. Dimana seseorang sangat mudah di pengaruhi dan di situlah
masanya kita untuk terambisi oleh sesuatu. Baik itu dalam hal percintaan,
kenakalan, dan suatu prestasi. Seorang remaja, utamanya di masa putih abu-abu,
sudah mulai ingin mencari sesuatu yang lain diluar pendapat formal seperti
misalnya kegiatan extrakurikuler untuk tertantang mencari sesuatu yang baru. Namun
ambisi ini tak selamanya di anggap positif oleh orang tua dan guru. Tidak semua
orang tua mengizinkan anaknya untuk mengikuti suatu organisasi terutama jika ia
adalah anak perempuan.
Anak anak perempuan
dominan mendapat tekanan dari orang tua untuk bekerja saja dirumah membantu
kegiatan dapur. Sehingga tidak mendapat dukungan untuk mengikuti suatu event
yang sebenarnya positif dan baik untuk para remaja di usianya sekarang. karena
kita semua sudah tahu bahwa perempuan juga punya hak seperti lelaki. Tidak
hanya ditakdirkan untuk bekerja menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak, dan
suami. Tetapi wanita juga punya hak untuk meraih prestasi gemilang seperti Duta
pariwisita tingkat SMA, Duta donor darah, pasukan pengibar bendera, ataupun
bahkan prestasi yang extrime, seperti mendaki, susur gua, menyelam. Contoh
wanita yang berprestasi mulai dari wanita di zaman peperangan seperti Cut Nyak
Dien, sampai dengan wanita di masa modern seperti Susi Susanti yang tentu saja
membanggakan bangsa. Sama halnya di sekolah terkadang, kreatifitas dan
kemampuan menjadi di batasi kerena pihak sekolah yang hanya memfokuskan
pelajaran di pendidikan formal padahal, remaja tidak hanya membutukan itu.
Remaja juga butuh untuk
di asah kreatifitas dan kemampuannya untuk berkarya. Namun sering kali, ketika
suatu organisasi sudah siap untuk mengikuti lomba, menjadi perwakilan dari
daerah, dan menjadi remaja yang membanggakan, remaja tersebut tidak mendapat
izin dari pihak sekolah dengan alasan mengganggu pelajaran formal.
Kita adalah tunas
bangsa, anak muda harapan orang tua, masyarakat dan bangsa. Namun tanpa
dukungan dari pihak orang tua, guru dan masyarakat kita bisa apa?
3. Jangan
Melihat kami sebagai Kriminal
Terkadang, ketika
remaja sudah merasa lelah dan putus asa karena ambisinya tidak didukung oleh
beberapa pihak seperti orang tua, para
guru, dan masyarakat. Karena merasa tertekan ia melampiaskan kekecewaannya itu
dengan menjadi remaja yang nakal. Dengan kata lain, bisa saja remaja tersebut
mulai terdorong untuk melakukan sesuatu perbuatan yang menyimpang. Mudah saja,
mereka tinggal bergabung dengan anak-anak jalanan yang tidak berpendidikan, dan
latar belakang keluarga yang kurang baik. Berawal dari perilaku menyimpang yang
sudah dianggap biasa seperti merokok. Remaja yang awalnya korban ini, akhirnya
menjadi pelaku. Dengan mengajak teman temannya yang ada disekolah dan notabenya
adalah anak berpendidikan. Karena ajakan
yang menarik, teman temanya pun mulai tergairah dan ingin merasakan sensasi
tersendiri dan menjadi siswa yang nakal. Tak cukup sampai disana, kenakalan
yang lainpun mulai mereka lakukan seperti tawuran, minum-minuman keras, bahkan
terkait narkoba dan seks bebas. Akhirnya bukan prestasi yang di dapat, tapi
malah menghancurkan masah depan. Jika sudah terjadi seperti ini, siapa yang
harus disalahkan ? pada umumnya yang disalahkan adalah remaja yang seharusnya
hal ini di mulai dari orang tua. Ketika seorang remaja sudah memiliki
angan-angan dan ambisi menjadi apa kedepannya, melalui kegiatan ektrakulikuler
tetapi bukannya di dukung, malah di beri perlakuan tegas dengan maksud tidak
mengizinkan anaknya itu.
Dengan perlakuan
tersebut, remaja bisa menjadi tertekan dan bukan tidak mungkin untuk akhirnya
memilih jalanya sendiri. Yaitu menemukan keluarga di luar rumah. Keluarga
tersebut tak lain adalah teman-temannya. Namun naasnya, remaja yang
melampiaskan rasa tertekannya itu, memilih teman-teman yang berperilaku
menyimpang. Dengan alasan ingin merasa lebih bebas.
4. Dengarkan
keluhan kami
Remaja merupakan
harapan keluarga, masyarakat dan bangsa. Masa depan seseorang diukir sejak
remaja. Jika masa remaja disia-siakan, dengan perilaku yang menyimpang
akibatnya akan sangat fatal yakni kehancuran masa depan depan sendiri dan masa
depan negeri ini.
Sebagai orang tua,
seyogiyanya menghayati eksistensi anaknya dengan mengerti dan memahami siapa
anaknya. Orang tua perlu meluangkan waktu untuk keluarganya. Selain itu orang
tua harus menjadi panutan bagi anak-ankanya. Jika orang tua sudah mengerti dan
memahami anaknya, maka ia akan memahami pula kebutuhan anaknya. Bukan hanya
yang memerlukan biaya, tapi juga kebutuhan tanpa materi. Orang tua sering kali
menganggap kebutuhan anaknya sudah terpenuhi dengan hanya memberi uang. Padahal
tak selamanya uang adalah jaminan dari cerahnya masah depan. Orang tua juga
harus mendukung anak anaknya dalam hal akademik dan non akademik. Dan
memberikan edukasi kepada anak-anaknya tidak dengan melalui perlakuan yang
keras dan kata-kata yang kasar tetapi melalui edukasi berupa contoh perbuatan
yang bijaksana dan tegas.
Begitupun para guru di
sekolah. Kami selalu berharap menjadi remaja dengan nilai rapor yang tinggi.
Tetapi bukan berarti kita harus dibatasi dengan tidak diperbolehkan dan tidak
diberi waktu untuk berorganisasi. Karena melalui organisasi dan kegiatan
ekstrakurikuler, remaja akan terlatih untuk menjadi pemimpin di masa depan.
Dalam
organisasi dan kegiatan ekstrakurikuler, tentu kita mempelajari materi – materi
yang berkaitan dengan remaja. Dan disinilah remaja mendapat bimbingan dan
penyuluhan agar menjadi remaja yang lebih baik. Karena jika bergabung dalam
suatu organisasi maka kita melihat bakat dan minat kita yang sebenarnya dan
menemukan sesuatu yang tidak didapat dari pendidikan formal.
Tak
lupa pula peran masyarakat. Sebagai remaja kami sangat mengharapkan agar
masyarakat turut berpartisipasi untuk mengurangi kenakalan remaja. Misalnya
adalah dengan mengaktifkan kembali wadah ”Karang Taruna” , sebagai wadah
positif pembinaan generasi muda, mengadakan kegiatan mejelis taklim remaja
untuk mengurangi waktu luang remaja yang bisa digunakan ke hal – hal negatif.
Posting Komentar