Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat merasakan empati dan simpati pada sesamanya. Sebagian orang berpendapat bahwa donasi kepada mereka yang membutuhkan adalah tugas bagi orang-orang yang memiliki kecukupan ekonomi. Namun pada hakikatnya memberi tidak hanya dalam bentuk “uang”, ada berbagai macam bentuk donasi yang dapat dilakukan sesama manusia baik dalam bentuk materil maupun non-materil.
KSR PMI UNHAS adalah salah satu organisasi yang bergerak di bidang kemanusiaan. Di dalamnya terdapat bidang yang khusus membawahi pengabdian pada masyarakat (PPM). Salah satu program terbaru dari PPM adalah gerakan recehan peduli (GERCEP) yang bertujuan untuk menghimpun donasi kemanusiaan untuk orang-orang yang membutuhkan. Alasan dibalik pemberian nama tersebut adalah untuk menghimpun donasi dari hal-hal kecil seperti recehan yang pastinya setiap orang memilikinya. Recehan yang dimiliki oleh semua orang mungkin bernilai kecil namun jika digabungkan maka akan bernilai besar. Sehingga dapat mendorong semua orang untuk melakukan donasi tanpa memandang tingkat finansialnya.
Pemilihan target dari GERCEP ditetapkan dengan berbagai kriteria salah satu yang terpenting adalah mereka yang memiliki kesulitan ekonomi yang harus segera diselesaikan seperti kebutuhan kesehatan pendidikan dan lain sebagainya. Pada tanggal 22 April 2017 untuk pertama kalinya dilakukan oleh bidang PPM KSR PMI UNHAS. Dari hasil pencarian informasi ditetapkan beberapa orang sebagai calon penerima donasi. Setelah dilakukan seleksi maka dipilihlah Adifa Dg Tallasa. Informasi mengenai Adifa pertama kali diketahui melalui salah satu akun informasi yakni @Makassar Info. Pemilihan Adifa sebagai target dilatarbelakangi oleh berbagai faktor yang mendukungnya untuk ditetapkan sebagai target GERCEP.
Adifa Dg. Tallasa yang saat ini berusia satu bulan lebih adalah anak pertama pasangan Sukardi (26) dan Risma (22). Adifa mengidap penyakit tumor leher regio Coli yang sudah bersarang pada pipinya sejak dilahirkan. Dengan bertambahnya usia Adifa setiap harinya, bertambah besar juga tumor pada pipi Adifa yang semula kecil. Tumor yang semula hanya bersarang di pipinya kini meluas hingga ke leher. Tumor tersebut telah menghalangi pertumbuhan Adifa untuk menjadi anak normal. Adifa yang kini susah bernafas juga harus dibantu dengan selang untuk mendapatkan ASI dari ibunya.
Berasal dari Limbung, Kabupaten Gowa ternyata menjadi alasan terhambatnya penanganan pada Adifa. Keluarnya pemerintah daerah Kabupaten Gowa dari BPJS menyebabkan Adifa sulit untuk memperoleh perawatan di RS. Wahidin Sudirohusodo. Administrasi yang berbelit semakin menyulitkan orang tua Adifa yang ayahnya hanya berprofesi sebagai buruh toko dan ibunya yang seorang IRT untuk mendapatkan perawatan yang memadai bagi putri kecilnya. Ayah Adifa yang berprofesi sebagai buruh toko yang setiap harinya menjaga putrinya tidak lagi bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
Adifa yang ditemui di PICU RS. Wahidin Sudirohusodo terbelit dengan berbagai jenis selang dan kabel pada tubuh mungilnya. Operasi adalah jalan bagi Adifa untuk memperoleh kesembuhan. Namun sayangnya hal itu sulit untuk dilakukan melihat dari kondisi finansial keluarganya. Sehingga KSR PMI UNHAS menetapkannya sebagai target.
Segera setelah ditetapkannya Adifa sebagai target maka penyebaran informasi dan pengumpulan donasi segera dilakukan. Celengan recehan peduli Adifa kemudian disebarkan pada setiap kegiatan KSR PMI UNHAS ke eskternal, misalnya pada donor darah yang juga sering dilakukan. Celengan peduli Adifa menjadi ikon dari gerakan recehan peduli.
Penyebaran informasi yang dilakukan dimulai dari internal KSR PMI UNHAS sendiri dengan menyebarkan pamflet mengenai Adifa. Gayung bersambut dengan tanggapan baik dari keluarga besar KSR PMI UNHAS yang bersedia menjadi donatur bagi Adifa. Tanggapan yang baik menyebabkan mulainya dilakukan penyebaran informasi ke eksternal KSR PMI UNHAS. Sama seperti pada internal tanggapan baik juga didapatkan sehingga cukup banyak orang yang bersedia memberikan donasi bagi Adifa. Dimulai dari grup angkatan para anggota, official account, hingga dompet duafa serta media partner seperti media Fajar online dan Indentitas.
Donasi terbuka juga dikampanyekan melalui situs kitabisa.com. Masuknya Adifa dalam daftar pemberian donasi di situs tersebut ternyata dilatarbelakangi oleh peyebaran informasi yang masif dilakukan, sehingga pihak kitabisa.com menghubungi KSR PMI UNHAS untuk mendaftarkan Adifa pada situs tersebut.
Berselang 18 hari dari dibukanya donasi untuk Adifa, dilakukan penyaluran donasi tahap pertama untuk Adifa. Total donasi yang terkumpul per 9 Mei 2017 senilai Rp. 7.160.000,- yang diberikan secara langsung oleh Bidang PPM KSR PMI UNHAS. Sebagian besar dari para donatur adalah orang yang tidak mau disebutkan namanya.
Walaupun jumlah bantuan yang diberikan tidak terlalu besar dan belum bisa menutupi biaya perawatan keseluruhan dari Adifa. Namun kami berharap dapat membantu meringankan beban Adifa dan keluarganya. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada para donatur karena berkat merekalah dapat terkumpul donasi bagi Adifa. Semoga Adifa dapat segera tumbuh menjadi gadis kecil yang sehat dan ceria seperti teman-teman sebayanya.
GERCEP yang awalnya dinilai pesimis untuk dapat terlaksana, kini mendapat tanggapan yang cukup baik dari semua pihak. Tanggapan yang baik bagi gerakan recehan peduli (GERCEP) yang digagas oleh KSR PMI UNHAS menjadi motivasi bagi KSR PMI UNHAS untuk terus menggagas berbagai kegiatan kemanusiaan. Ke depannya GERCEP diharapkan menjadi gerakan yang berkelanjutan. Semoga ke depannya akan ada banyak Adifa yang dapat kita ringankan bebannya.
GERCEP menjadi bukti bahwa recehan adalah harta kecil yang dapat menyelamatkan. Recehan dianggap tak bernilai dapat bermilai besar jika digabungkan. Gerakan yang kecil dapat menjadi besar jika dilakukan oleh banyak orang. Sehingga semua orang dapat ikut membantu orang lain, bukan hanya bersimpati tapi juga turut berempati.
Siti Hardianti Azhari Bahar
KSR-UH.XXI.012
Posting Komentar